Selain
melalui Kementerian Agama RI (Kemanag), mahasiswa Indonesia juga bisa melanjutkan kuliah di
Maroko melalui jalur PBNU. PBNU secara resmi telah menjalin hubungan kerja sama
di bidang pendidikan sejak KH. Said Aqil Siroj, selaku ketua umum PBNU menyampaikan
pidato pada Durus Hassaniyah di depan Raja
Muhammad Vl. Durus Hassaniyah merupakan majlis khusus yang
diselenggarakan oleh Raja Maroko. Selain keluarga raja, para petinggi
pemerintahan, majlis ini juga dihadiri oleh duta besar negara sahabat serta undangan khusus
lainnya.
KH. Said Aqip Siroj juga merupakan orang Asia
pertama yang secara khusus mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan pidato di
depan raja negeri matahari terbenam itu. Atas dasar ini lah, Raja kemudian
mempersilakan kader-kader NU untuk mengais ilmu di negerinya sebagai hadiah
sekaligus bentuk kerjasama kepada PBNU sebagai organisasi Islam terbesar yang
mempunyai motto Islam ramah dan toleran ala Nusantara.
Pada
tahun 2010, PBNU mengirimkan delegasi pertamanya yang berjumlah 15 orang.
Selang tiga tahun kemudian 7 kader NU diberangkatkan, tepatnya pada tahun 2013.
Sejak itu, PBNU rutin mengirimkan kader-kadernya setiap tahun. Berbeda dengan
kuota beasiswa yang disediakan oleh Kemenag yang jumlahnya hanya 15, kuota PBNU
cenderung lebih banyak dan semakin banyak tiap tahunnya.
Pendaftaran
Dalam
hal pendaftaran, PBNU tidak mempublikasikannya secara luas dan terbuka, maka
dari itu kita tidak menemukan informasi pendaftaran ini secara resmi dari situs
PBNU secara langsung. Sehingga jalan yang harus ditempuh bagi calon penerima
beasiswa adalah dengan menghubungi atau mendatangi kantor PBNU pusat secara
langsung. Biasanya pendaftaran dimulai beberapa saat setelah seleksi Kemenag
dilakukan. Berikut adalah persyaratan yang harus dipenuhi saat melakukan
pendaftaran;
1. Data diri lengkap
1. Data diri lengkap
2. Naskah asli dan fotokopi ijazah terakhir atau surat keterangan lulus.
3. Naskah asli dan fotokopi transkip nilai raport dan ujian akhir.
4. Surat rekomendasi dari tokoh agama, kepala sekolah atau dewan pengurus
NU daerah.
Dalam
hal ini, PBNU tidak mensyaratkan usia ijazah sebagaimana Kemenag. Jadi meskipun
usia ijazah sudah mencapai lima tahun masih tetap bisa digunakan untuk
mendaftarkan diri. File bisa dikirim melaui email, namun akan lebih baiknya
jika calon pelamar hadir secara langsung ke kantor PBNU pusat di Jakarta.
Ujian Seleksi
Ujian
seleksi yang dilaksanakan oleh PBNU mempunyai metode dan teknis yang sedikit
berbeda. Setelah pengajuan berkas disetujui oleh pihak PBNU, calon penerima
beasiswa akan diundang untuk melakukan ujian seleksi yang dilakukan secara
bertahap dalam beberapa gelombang. Kebijakan ini sering berubah setiap tahun
tergantung pada situasi dan kondisi.
Adapun
materi seleksi lebih menitikberatkan pada ujian lisan, yang meliputi baca kitab
kuning, wawancara umum, pengetahuan gramatikal Arab (nahwu dan shorof), fiqih,
dan pengetahuan keagamaan lainnya. Selain itu, PBNU juga memprioritaskan peserta dengan hafalan Al-Quran 30
juz meskipun secara nominal tidak ditentukan batas minimalnya.
Jika ujian seleksi Kemenag hanya dilakukan satu kali di
Indonesia dan sudah memastikan peserta untuk berangkat serta langsung kuliah,
maka tidak dengan seleksi jalur PBNU. Seleksi di Jakarta hanya menentukan
keberangkatan menuju Maroko. Adapun kepastian memasuki jenjang kuliah atau
tidak, masih harus melewati ujian seleksi yang lebih ketat lagi di kampus yang
akan dituju. Materi ujiannya kurang lebih sama, hanya saja pengujinya adalah
Orang Arab langsung.
Peserta yang dinyatakan lulus berhak untuk masuk jenjang
kuliah atau Program Sarjana yang standarnya hanya tiga tahun. Sedangkan peserta
yang tidak lulus harus masuk jenjang SMA atau bahkan SMP di sekolah cabang
kampus tersebut. Seperti halnya jenjang SMA atau SMP pada umumnya, dibutuhkan
waktu tiga tahun untuk menyelesaikannya. Baru setelah itu berhak masuk jenjang
kuliah. Meski demikian, tidak semua kampus memberlakukan peraturan seperti ini.
Ada beberapa kampus yang memasukkan peserta yang tidak lulus seleksi ke dalam
kelas persiapan yang hanya satu tahun.
Kuliah dan Beasiswa
Tidak
seperti kampus-kampus pada umumnya, kampus kerja sama PBNU ini mempunyai sistem pembelajaran klasik ala pesantren salaf di Indonesia, atau biasa disebut dengan
Ta'lim 'Atiq. Baik jenjang SMP hingga kuliah, proses belajar dilakukan secara
bandongan, hafalan, dan sorogan. Terdapat juga materi-materi umum di samping
materi keagamaan. Syarat belajar
di lembaga ini harus hafal al- Qur’an secara penuh 30 juz. Namun pelajar asing
diberikan kelonggaran akan syarat ini. Hal yang paling mencolok pada Ta'lim
'Atiq adalah sistem pembelajaran fullday. Kelas dimulai pukul 8 pagi
hingga 6 sore selama lima hari.
Beasiswa yang diberikan pun terbilang lengkap karena mencakup tempat
tinggal atau asrama, bahan makanan serta uang saku yang besarannya antara 250
hingga 500 MAD (Dirham Maroko) per bulan.
Selain jenjang pendidikan resmi, Ta'lim'Atiq juga mempunyai pesantren
khusus menghafal Al-Quran yang biasa disebut dengan kuttab. Beberapa
delegasi PBNU ada yang masuk di kuttab ini untuk secara khusus menghafal
Al-Quran dengan metode lauh, yakni menulis teks Al-Quran dalam sebuah
papan besar kemudian menghafalnya. Metode ini diyakini menjadi yang terbaik di
dunia karena efek hafalannya akan semakin kuat.