Maroko Mizyan – Ujian Nasional merupakan salah satu momok
paling mengerikan bagi pelajar sekolah manapun. Kekhawatiran untuk tidak lulus,
tidak bisa melanjutkan studi pada jenjang yang lebih tinggi, hingga tekanan
moral dari keluarga dan lingkungan seringkali menghantui.
Ilustrasi Ujian Nasional, via kaskus.co.id |
Untungnya kekhawatiran itu akan berakhir
ketika seorang siswa telah menyelesaikan jenjang pendidikan SMA. Karena Ujian
Nasional hanya berlaku bagi setiap kelas akhir untuk jenjang pendidikan dasar
seperti SD sederajat, SMP sederajat serta SMA sederajat.
Namun apa jadinya jika selepas lulus SMA,
seorang pelajar masih harus menanggung beban Ujian Nasional pada jenjang
Perkuliahan? Tentu sangat menjengkelkan. Di usia perkuliahan yang seharusnya
sudah ‘bebas’ dalam menentukan setiap langkah, ‘bebas’ dari tekanan – tekanan peraturan
pendidikan, justru masih harus mengikuti berbagai aturan yang menekan dengan
mengikuti Ujian Nasional.
Dan inilah yang terjadi pada jenjang
perkuliahan atau Nihai di Ta’lim ‘Atiq Maroko. Belum tahu apa itu
Ta’lim ‘Atiq? Baca dulu Dua Tipe Perkuliahan di Maroko. Ujian Nasional
atau Imtihan Wathony menjadi syarat kelulusan di samping skripsi.
Berbeda dengan sistem Unjian Nasional
yang ada di Indonesia yang hanya menyertakan beberapa materi pelajaran saja, Imtihan
Wathony di kampus Ta’lim ‘Atiq Maroko menyertakan seluruh materi
pelajarannya tanpa terkecuali. Jadi bisa dibayangkan bukan, betapa besar
tekanan yang dihadapi oleh pelajar Ta’lim ‘Atiq.
Materi ujian seperti Tafsir,Hadits, Fiqh,
Ushul Fiqh, Qowaid Fiqh, Maqoshid Syar’iyyah dan lain – lain diujikan hanya
dalam waktu empat hari tanpa jeda. Inilah puncak masa – masa sulit yang harus
dihadapi oleh pelajar Ta’lim ‘Atiq, terutama bagi pelajar asing seperti
Indonesia. Dan tidak hanya pelajar asing, pelajar Maroko pun yang terkenal
dengan tahan banting pun merasakan hal yang sama.
Tipe soalnya bukan berupa pilihan ganda,
namun isian yang membutuhkan penjelasan dan penjabaran secara terperinci. Jumlah
soalnya pun rata – rata hanya empat atau lima biji, bahkan ada yang hanya satu
soal dengan jawaban murni berupa Insya’ yang membutuhkan penguasaan
materi secara mendalam dan menyeluruh.
Untuk bisa lulus Imtihan Wathony ini,
standar nilai yang harus dicapai adalah 10 dari total skala nilai 20, atau 50%.
Apabila nilai yang didapat 9, maka harus mengikuti Imtihan Istidroky
atau ujian remidial. Dan jika nilainya kurang dari 9 maka dinyatakan tidak
lulus dan otomatis harus mengulang jenjang kelas akhir tahun berikutnya.
Demikianlah penjelasan tentang Ngerinya
Ujian Nasional di Kampus Ta’lim ‘Atiq Maroko. Jika ingin mencoba sensasinya
kuliah di Ta’lim ‘Atiq, silakan baca Beasiswa S1 di Maroko. Apabila ada
hal yang ngin ditanyakan, tuliskan saja di kolom komentar di bawah ini. Semoga bermanfaat.
Baca juga informasi penting dan menarik
lainnya melalui jelajah peta situs DI SINI.
0 Response to "Ngerinya Ujian Nasional di Kampus Ta’lim ‘Atiq Maroko"
Post a Comment